Obat-obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors) efektif dalam mengurangi gejala PMS (premenstrual syndrome), baik bila diberikan secara berkesinambungan (setiap hari), maupun bila diberikan pada masa luteal saja. Kesimpulan ini merupakan hasil metaanalisis yang dilakukan oleh Shah dan rekan dari Division of General Internal Medicine, New York University School of Medicine, New York, New York, Amerika Serikat.
PMS merupakan gejala yang sering terjadi pada wanita-wanita usia reproduktif, Secara umum, gejala PMS biasanya terjadi sebelum menstruasi. Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah gejala fisik (seperti payudara menegang); gejala yang berhubungan dengan suasana hati (mood-related symptoms, sepertui mudah tersinggung); atau kombinasi diantaranya. Bila gejala-gejala tersebut mengganggu aktifitas sehari-hari dan disertai dengan ansietas nyata, maka diagnosisnya adalah PMDD (premenstrual dysphoric disorder).
Terapi yang dapat diberikan untuk mengurangi gejala PMS atau PMDD diantaranya adalah modifikasi gaya hidup (menghindari konsumsi kopi, melakukan olah raga), mengubah diet harian, mengkonsumsi vitamin dan mineral (kalcium dan vitamin B), terapi menggunakan bromokriptin, diuretik, obat kontrasepsi oral, antidepresan dan obat-obat golongan SSRI. Hignga kini penyebab gejala PMS masih belum diketahui dengan pasti, namun para ahli memperkirakan bahwa gangguan neurotransmitter pada susunan saraf pusat yang mendasari gejala pada PMS ini. Dalam penelitian-peneltian yang pernah dilakukan, obat-obat golongan SSRI memperlihatkan efektifitas dalam mengurangi gejala PMS. Namun karena penelitian-penelitian yang dilakukan sudah relatif lama, maka belum diketahui dengan pasti apakah memang benar obat-obat golongan SSRI bermanfaat dalam mengatasi gejala PMS. Untuk memastikan hal ini Shah dan rekan melakukan metaanalisis terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui efektifitas SSRI dalam mengurangi gejala PMS.
Setelah dilakukan pencarian data dan dilakukan metoda inklusi dan eksklusi, diperoleh 29 penelitian terkontrol yang melibatkan 2.964 pasien. Semua penelitian memenuhi persyaratan sebagai penelitian yang rasional dengan penilaian Jadad 3 atau lebih, dan kebanyakan memiliki nilai 4 atau 5. Dalam penelitian-penelitian tersebut, 5 obat SSRI yang diteliti, diantaranya adalah paroxetine (n=1,075), sertraline (n=973) dan fluoxetine (n=827), citalopram (n=69) dan fluvoxamine (n=20).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara keseluruhan obat-obat golongan SSRI efektif dalam mengurangi gejala PMS dan PDD dibandingkan dengan plasebo. (Odds ratio 0,40 (95% CI, 0,31-0,51). Pemberian berkesinambungan (setiap hari) lebih baik dibandingkan dengan pemberian berselang (hanya pada fase luteal), namun sama-sama efektif, dengan OR 0,28 (95% CI, 0,18 hingga 0,42) untuk pemberian berkesinambungan dan OR 0,55 (95% CI, 0,45 hingga 0,68) untuk pemberian berselang. (walau dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Freeman dan rekan tidak ada perbedaan bermakna antara pemberian sertraline berkesinambungan dengan berselang)
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa obat-obat golongan SSRI (termasuk sertraline) efektif dalam mengurangi gejala PMS dan PMDD. Para peneliti juga mengatakan bahwa semua obat golongan SSRI sama efektifnya dalam mengurangi gejala PMS (walaupun jumlah pasien yang diterapi dengan citalopram dan fluvoxamine lebih sedikit. Pemberian dosis berkesinambungan kelihatannya memberikan respon lebih baik, walau secara umum baik pemberian secara berkesinambungan maupun secara berselang sama-sama efektif. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untnk membandingkan efektifitas antar obat SSRI berdasarkan lama terapi serta perbandingan terhadap gejala-gejala PMS.
Kesimpulan:
PMS merupakan gejala yang sering terjadi pada wanita-wanita usia reproduktif, Secara umum, gejala PMS biasanya terjadi sebelum menstruasi. Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah gejala fisik (seperti payudara menegang); gejala yang berhubungan dengan suasana hati (mood-related symptoms, sepertui mudah tersinggung); atau kombinasi diantaranya. Bila gejala-gejala tersebut mengganggu aktifitas sehari-hari dan disertai dengan ansietas nyata, maka diagnosisnya adalah PMDD (premenstrual dysphoric disorder).
Terapi yang dapat diberikan untuk mengurangi gejala PMS atau PMDD diantaranya adalah modifikasi gaya hidup (menghindari konsumsi kopi, melakukan olah raga), mengubah diet harian, mengkonsumsi vitamin dan mineral (kalcium dan vitamin B), terapi menggunakan bromokriptin, diuretik, obat kontrasepsi oral, antidepresan dan obat-obat golongan SSRI. Hignga kini penyebab gejala PMS masih belum diketahui dengan pasti, namun para ahli memperkirakan bahwa gangguan neurotransmitter pada susunan saraf pusat yang mendasari gejala pada PMS ini. Dalam penelitian-peneltian yang pernah dilakukan, obat-obat golongan SSRI memperlihatkan efektifitas dalam mengurangi gejala PMS. Namun karena penelitian-penelitian yang dilakukan sudah relatif lama, maka belum diketahui dengan pasti apakah memang benar obat-obat golongan SSRI bermanfaat dalam mengatasi gejala PMS. Untuk memastikan hal ini Shah dan rekan melakukan metaanalisis terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui efektifitas SSRI dalam mengurangi gejala PMS.
Setelah dilakukan pencarian data dan dilakukan metoda inklusi dan eksklusi, diperoleh 29 penelitian terkontrol yang melibatkan 2.964 pasien. Semua penelitian memenuhi persyaratan sebagai penelitian yang rasional dengan penilaian Jadad 3 atau lebih, dan kebanyakan memiliki nilai 4 atau 5. Dalam penelitian-penelitian tersebut, 5 obat SSRI yang diteliti, diantaranya adalah paroxetine (n=1,075), sertraline (n=973) dan fluoxetine (n=827), citalopram (n=69) dan fluvoxamine (n=20).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara keseluruhan obat-obat golongan SSRI efektif dalam mengurangi gejala PMS dan PDD dibandingkan dengan plasebo. (Odds ratio 0,40 (95% CI, 0,31-0,51). Pemberian berkesinambungan (setiap hari) lebih baik dibandingkan dengan pemberian berselang (hanya pada fase luteal), namun sama-sama efektif, dengan OR 0,28 (95% CI, 0,18 hingga 0,42) untuk pemberian berkesinambungan dan OR 0,55 (95% CI, 0,45 hingga 0,68) untuk pemberian berselang. (walau dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Freeman dan rekan tidak ada perbedaan bermakna antara pemberian sertraline berkesinambungan dengan berselang)
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa obat-obat golongan SSRI (termasuk sertraline) efektif dalam mengurangi gejala PMS dan PMDD. Para peneliti juga mengatakan bahwa semua obat golongan SSRI sama efektifnya dalam mengurangi gejala PMS (walaupun jumlah pasien yang diterapi dengan citalopram dan fluvoxamine lebih sedikit. Pemberian dosis berkesinambungan kelihatannya memberikan respon lebih baik, walau secara umum baik pemberian secara berkesinambungan maupun secara berselang sama-sama efektif. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untnk membandingkan efektifitas antar obat SSRI berdasarkan lama terapi serta perbandingan terhadap gejala-gejala PMS.
Kesimpulan:
- Dalam metaanalisa, obat-obat golongan SSRI seperti sertraline, paroxetine, fluoxetine citalopram dan fluvoxamine efektif mengurangi gejala PMS (premenstrual syndrome).
- Pemberian SSRI secara berkesinambungan (setiap hari), dan secara berselang (pada masa luteal saja) sama sama efektif mengurangi gejala PMS.
Comments