Kopi memang menarik dibicarakan, banyak data-data dari hasil studi yang menunjukkan kopi memberikan manfaat termasuk bagi kesehatan, namun banyak juga hasil studi yang memberikan hasil yang kontroversi, misalnya efek konsumsi kopi terhadap sistem peredaran darah. Dari studi case-control, konsumsi kopi disebutkan meningkatkan risiko, namun studi lain dengan disain kohort prospektif konsumsi kopi tidak memberikan efek yang merugikan. Data lain juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi memberikan efek yang negatif terhadap sistem peredaran darah, yaitu meningkatkan kolesterol darah, resistensi insulin, serta homosistein plasma. Sedangkan beberapa studi lainnya memberikan hasil yang positif, yaitu konsumsi kopi menurunkan risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dan juga memperbaiki fungsi hati.
Dan dari laporan studi terbaru memberikan hasil, bahwa secangkir kopi dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik, terutama orang-orang yang jarang kopi, hal itu terungkap dari laporan para peneliti. Studi mereka tentunya dapat digunakan sebagai informasi baru yang mungkin berguna dalam pencegahan stroke dan sejalan dengan apa yang sudah diketahui tentang efek fisiologis dari kopi.
Penyelidikan yang dipimpim oleh Elizabeth Mostofsky, MPH, dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, USA dan dipublikasikan dalam jurnal Neurology November 2010. menemukan peningkatan risiko stroke 2 kali lipat dalam waktu satu jam setelah minum secangkir kopi. Risiko tertinggi terjadinya stroke iskemik ini terjadi pada satu jam setelah minum kopi. Namun hal ini akan kembali pada kondisi awal dalam dalam jeda waktu 2 jam. Peneliti mengatakan kemungkinan adanya hubungan kausatif yang kuat antara kejadian stroke dengan konsumsi kopi khususnya pada jam-jam awal.
Dalam studi ini, peneliti melakukan interview terhadap 390 orang penderita stroke iskemik. Mereka membandingkan kebiasanan waktu konsumsi kopi dari setiap orang dengan munculnya gejala-gejala stroke. Lebih dari 78% subyek mengatakan mengkonsumsi kopi sejak beberapa tahun sebelumnya. Lebih dari separoh subyek mengatakan mengkonsumsi kopi dalam kurun waktu 24 jam sebelum stroke. Hampir 9% pasien mengkonsumsi kopi dalam waktu 1 jam sebelum serangan. Kejadian stroke iskemik yang terjadi satu jam setelah konsumsi kopi ini juga hanya terjadi pada subyek yang mengkonsumsi satu gelas kopi atau kurang perhari dan tidak pada subyek yang mengkonsumsi kopi secara teratur. Risiko relatif tetap sama ketika para peneliti membatasi sampel khususnya kepada mereka yang tidak bersamaan terpapar dengan zat-zat yang potensial sebagai pemicu lainnya, dan hasilnya tetap bermakna.
Dalam tajuk rencananya, Dr. Giancarlo Logroscino, dari University of Bari di Italia, dan Dr. Tobias Kurth, dari Institut National de la Sante et de la Recherche Médicale di Paris, Perancis, mengatakan "penulis menggunakan disain penelitian yang elegan" dan mereka menyebutkan hal ini merupakan tambahan penting untuk "paradoks kopi". Tetapi mereka menambahkan klinisi perlu bukti lebih lanjut untuk kebenaran tentang asupan kopi, terutama ketika faktor risiko lain untuk stroke ada pada subyek tersebut.
Dan dari laporan studi terbaru memberikan hasil, bahwa secangkir kopi dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik, terutama orang-orang yang jarang kopi, hal itu terungkap dari laporan para peneliti. Studi mereka tentunya dapat digunakan sebagai informasi baru yang mungkin berguna dalam pencegahan stroke dan sejalan dengan apa yang sudah diketahui tentang efek fisiologis dari kopi.
Penyelidikan yang dipimpim oleh Elizabeth Mostofsky, MPH, dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, USA dan dipublikasikan dalam jurnal Neurology November 2010. menemukan peningkatan risiko stroke 2 kali lipat dalam waktu satu jam setelah minum secangkir kopi. Risiko tertinggi terjadinya stroke iskemik ini terjadi pada satu jam setelah minum kopi. Namun hal ini akan kembali pada kondisi awal dalam dalam jeda waktu 2 jam. Peneliti mengatakan kemungkinan adanya hubungan kausatif yang kuat antara kejadian stroke dengan konsumsi kopi khususnya pada jam-jam awal.
Dalam studi ini, peneliti melakukan interview terhadap 390 orang penderita stroke iskemik. Mereka membandingkan kebiasanan waktu konsumsi kopi dari setiap orang dengan munculnya gejala-gejala stroke. Lebih dari 78% subyek mengatakan mengkonsumsi kopi sejak beberapa tahun sebelumnya. Lebih dari separoh subyek mengatakan mengkonsumsi kopi dalam kurun waktu 24 jam sebelum stroke. Hampir 9% pasien mengkonsumsi kopi dalam waktu 1 jam sebelum serangan. Kejadian stroke iskemik yang terjadi satu jam setelah konsumsi kopi ini juga hanya terjadi pada subyek yang mengkonsumsi satu gelas kopi atau kurang perhari dan tidak pada subyek yang mengkonsumsi kopi secara teratur. Risiko relatif tetap sama ketika para peneliti membatasi sampel khususnya kepada mereka yang tidak bersamaan terpapar dengan zat-zat yang potensial sebagai pemicu lainnya, dan hasilnya tetap bermakna.
Dalam tajuk rencananya, Dr. Giancarlo Logroscino, dari University of Bari di Italia, dan Dr. Tobias Kurth, dari Institut National de la Sante et de la Recherche Médicale di Paris, Perancis, mengatakan "penulis menggunakan disain penelitian yang elegan" dan mereka menyebutkan hal ini merupakan tambahan penting untuk "paradoks kopi". Tetapi mereka menambahkan klinisi perlu bukti lebih lanjut untuk kebenaran tentang asupan kopi, terutama ketika faktor risiko lain untuk stroke ada pada subyek tersebut.
Comments