Disfungsi Ereksi dan Jantung Koroner

Disfungsi Ereksi (ED) didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang baik untuk terjadinya hubungan seks. ED diperkirakan dialami oleh 20-30 juta pria di Amerika. ED dapat disebabkan oleh faktor psikis, neurologik, hormonal, gangguan pembuluh darah, gangguan kavernosum atau gabungan dari faktor-faktor yang telah disebutkan ini.

Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 lebih mudah untuk menderita penyakit jantung koroner bila mereka mempunyai ED. Pria dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terkena ED dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, dr. Peter Tong dan rekan dari The Chinese University of Hong Kong, Cina melakukan sebuah penelitian yang jumlah pasien 2306 pasien dengan:
  • Diabetes tipe 2
  • Tanpa adanya tanda-tanda CHD (Cardiovascular Heart Disease) pada baseline dalam periode rata-rata 4 tahun.
  • 616 pasien (26,7%) menderita ED pada baseline.

Hasil penelitian:
Pria dengan ED pada baseline, dibandingkan dengan pasien tanpa ED lebih cenderung:

  • Memiliki indeks massa tubuh lebih besar (p<0,007)>
  • Retinopati (p<0,001)>
  • Neuropati sensorik (p<0,001)>
  • Menggunakan terapi antihipertensi (p=0,013)


Selama periode follow up, 123 (5,3%) pasien mengalami kejadian CHD, sehingga memberikan angka kejadian CHD tahunan sebesar 12/1000 pasien.

Pria dengan ED memiliki angka kejadian CHD tahunan sebesar 19,7/1000 pasien dibandingkan dengan pria tanpa ED (9,5/1000)


Pasien pria yang mengalami CHD berumur lebih tua dibandingkan dengan pria tanpa kejadian CHD dan pada pria yang lebih tua ini mengalami:
  • Frekuensi kejadian yang lebih tinggi menderita ED dan komplikasi mikrovaskular
  • Durasi diabetes yang lebih panjang
  • Tekanan darah, kolesterol total, kolesterol LDL dan rasio albumin/kreatinin yang lebih tinggi
  • HDL yang lebih rendah

Dalam penelitian ini ED tetap merupakan penanda (predictor) kejadian CHD dengan hazard ratio=1.58, p=0.018, setelah dilakukan penyesuaian


Dr. Tong dan rekan mengkonklusikan dalam Journal of the American College of Cardiology, bahwa hasil penelitian yang dilakukan memberikan bukti kuat bahwa ED adalah penanda adanya risiko CHD di kemudian hari. Oleh karena itu, gejala ED perlu diketahui secepat mungkin untuk menilai pasien-pasien dengan risiko tinggi sehingga dapat dilakukan penanganan secepatnya.

Dalam beberapa literatur sebelumnya juga dinyatakan bahwa ED dan HF (Heart Failure) sering muncul bersamaan. CHD, HF dan ED memiliki faktor risiko yang sama, seperti diabetes melitus, hipertensi, merokok, dan dislipidemia. Terapi hipertensi dan HF dengan menggunakan beta-blocker, digoxin dan thiazida dapat memperburuk disfungsi seksual karena efek samping yang dapat ditimbulkan obat-obat tersebut.

Kesimpulan:

  • Disfungsi ereksi (ED) diperkirakan dapat menjadi penanda adanya risiko CHD.
  • Gejala ED perlu diketahui secepat mungkin untuk menilai pasien-pasien dengan risiko tinggi sehingga dapat dilakukan penanganan secepatnya

source:Kalbe.co.id

Comments