Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Saint Louis dan baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases online 15 November 2008, vaksin pencegah tuberkulosis (TB) yang baru memicu respon kekebalan yang lebih kuat dibandingkan vaksin standar Bacille-Calmette Guerin (BCG).
Para peneliti menciptakan vaksin rekombinan yang baru dengan memakai jenis bakteri TB yang dilemahkan dari sejenis vaksin BCG. Sebagai tambahan, vaksin baru memakai antigen dari jenis TB yang ganas untuk memusatkan sistem kekebalan menghambat bakteri TB. Untuk penelitian ini, Daniel Hoft, direktur departemen imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Saint Louis dan rekan memberi vaksinasi pada 17 peserta penelitian dengan vaksin BCG dan 18 peserta penelitian dengan vaksin baru. Para peneliti membandingkan lima fungsi kekebalan yang terdampak oleh vaksin tersebut dan menemukan bahwa vaksin baru memicu tanggapan kekebalan yang lebih kuat dibandingkan vaksin BCG. Penelitian ini juga menemukan bahwa vaksin baru adalah aman dan dapat ditahan dengan baik. Menurut Hoft, temuan tersebut memberi kesan bahwa vaksin baru “akan lebih efektif untuk melindungi terhadap TB” dibandingkan vaksin BCG.
Para peneliti tidak akan melakukan tes lebih lanjut dengan vaksin tersebut karena vaksin itu mencakup gen yang resistan terhadap antibiotik yang dapat menimbulkan masalah apabila vaksin dilakukan. Namun para ilmuwan akan melakukan tes pada vaksin rekombinan yang serupa yang menunjukkan antigen TB yang sama dan antigen TB lain tetapi tidak memiliki gen yang resistan. Menurut Hoft, vaksin yang kedua mungkin dapat lebih manjur dibandingkan vaksin yang baru dites dalam penelitian ini. “Vaksin yang baru secara teoretis tidak hanya melindungi terhadap pertumbuhan yang luar biasa oleh organisme TB, tetapi dapat membunuh organisme yang tersisa setelah seseorang menjadi terinfeksi. Itulah harapannya,” Hoft mengatakan.
Para peneliti menciptakan vaksin rekombinan yang baru dengan memakai jenis bakteri TB yang dilemahkan dari sejenis vaksin BCG. Sebagai tambahan, vaksin baru memakai antigen dari jenis TB yang ganas untuk memusatkan sistem kekebalan menghambat bakteri TB. Untuk penelitian ini, Daniel Hoft, direktur departemen imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Saint Louis dan rekan memberi vaksinasi pada 17 peserta penelitian dengan vaksin BCG dan 18 peserta penelitian dengan vaksin baru. Para peneliti membandingkan lima fungsi kekebalan yang terdampak oleh vaksin tersebut dan menemukan bahwa vaksin baru memicu tanggapan kekebalan yang lebih kuat dibandingkan vaksin BCG. Penelitian ini juga menemukan bahwa vaksin baru adalah aman dan dapat ditahan dengan baik. Menurut Hoft, temuan tersebut memberi kesan bahwa vaksin baru “akan lebih efektif untuk melindungi terhadap TB” dibandingkan vaksin BCG.
Para peneliti tidak akan melakukan tes lebih lanjut dengan vaksin tersebut karena vaksin itu mencakup gen yang resistan terhadap antibiotik yang dapat menimbulkan masalah apabila vaksin dilakukan. Namun para ilmuwan akan melakukan tes pada vaksin rekombinan yang serupa yang menunjukkan antigen TB yang sama dan antigen TB lain tetapi tidak memiliki gen yang resistan. Menurut Hoft, vaksin yang kedua mungkin dapat lebih manjur dibandingkan vaksin yang baru dites dalam penelitian ini. “Vaksin yang baru secara teoretis tidak hanya melindungi terhadap pertumbuhan yang luar biasa oleh organisme TB, tetapi dapat membunuh organisme yang tersisa setelah seseorang menjadi terinfeksi. Itulah harapannya,” Hoft mengatakan.
source: kalbe.co.id
Comments