Hubungan Kualitas tidur dan tekanan darah pada remaja

Angka kejadan hipertensi pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hipertensi pada anak dapat terjadi karena penyebab yang tidak diketahui (hipertensi esensial) atau dapat disebabkan oleh karena penyakit lain (hipertensi sekunder). Hipertensi sekunder lebih banyak pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Penyebab utama hipertensi sekunder pada anak diantaranya adalah penyakit ginjal, coarctation of the aorta, dan penyakit-penyakit endokrin.

Hipertensi pada anak diperkirakan berhubungan dengan riwayat hipertensi dalam keluarga, kelahiran dengan berat badan rendah dan kelebihan berat badan. Sebuah penelitian baru memperkirakan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah pada remaja sehat.

Dr. Sogol Javaheri dan rekan dari Case Western Reserve School of Medicine, Cleveland, melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan prehipertensi atau hipertensi pada remaja, dan penelitian ini adalah penelitian pertama yang dilakukan dengan tujuan untuk meneliti hubungan tersebut. Penelitian ini dipublikasikan pada tanggal 18 Agustus 2008 dalam jurnal Circulation.

Dr. Javaheri mengatakan bahwa data mengenai hubungan antara peningkatan tekanan darah karena kualitas tidur yang buruk pada orang dewasa sudah banyak, sedangkan pada remaja hubungan ini belum jelas benar.

Dr Susan Redline dari Case Western Reserve, yang merupakan salah seorang peneliti senior dalam penelitian ini, mengatakan bahwa dokter jantung perlu memberikan perhatian khusus terhadap pasien yang mengalami gangguan tidur, karena gangguan tidur dianggap sebagai salah satu faktor risiko hipertensi, baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak dan remaja. Kualitas dan kuantitas tidur dapat mempengaruhi proses hemostasis dan bila proses ini terganggu, dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Jadi, selain modifikasi gaya hidup (pengaturan diet dan olah raga), kualitas tidur sangatlah penting dalam mempertahankan kesehatan.

Dr. Javaheri dan rekan melakukan penelitian yang melibatkan 238 remaja dengan rentang umur 13-16 tahun dan mengukur pola tidur. Pengukuran pola tidur ini dilakukan di rumah menggunakan wrist actigraphy dan di laboratorium tidur (sleep lab) menggunakan overnight polysomnography, anthropometry. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 9 kali selama 2 hari.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa remaja dengan efisiensi tidur yang buruk (sulit tidur dan sulit untuk bangun, tidur <=6,5 jam) mengalami peningkatan odds ratio untuk mengalami prehipertensi (ditentukan ≥ 90th percentile untuk umur, jenis kelamin dan tinggi). Bahkan setelah melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor lainnya yang berhubungan, remaja dengan pola tidur yang buruk mengalami peningkatan tekanan darah sistolik 4 ± 1,2 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan remaja lainnya (p<0,01)

Berdasarkan hasil peneltian ini, para ahli mengambil kesimpulan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan prehipertensi pada remaja sehat. Para ahli menambahkan juga bahwa penyebab gangguan tidur pada remaja-remaja yang mengikuti penelitian ini tidak diketehui dengan pasti.

Data-data yang dikumpulkan oleh para peneliti menunjukkan menurunnya jam tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun terakhir. Faktor-faktor sosial seperti akses internet, peralatan elektronik di kamar tidur seperti televisi, jadwal sekolah yang padat, peningkatan konsumsi kafein dan faktor-faktor stres lainnya dapat mempengaruhi kualitas tidur. Dr. Redline dan rekan mengatakan perlunya penelitian lanjutan untuk menentukan strategi lebih lanjut dalam mencegah terjadinya hipertensi pada anak-anak.

Pencegahan hipertensi di masa yang akan datang bukan hanya terbatas pada program olah raga dan pengaturan berat badan, namun juga optimalisasi jam tidur. Sangatlah penting untuk memantau kualitas dan kuantitas tidur pada anak, sebagai bagian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Penelitian ini didukung oleh The National Institutes of Health (NIH)

Kesimpulan:
  • Kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan meningkatnya risiko prehipertensi pada remaja, dan dengan demikian meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada usia dewasa dan lanjut.
  • Kelompok remaja yang memiliki efisiensi tidur yang rendah dalam penelitian ini memiliki tekanan darah sistolik lebih tinggi (4.0 ± 1.2-mm Hg) dibandingkan dengan remaja lainnya
  • Perlu penelitian yang lebih lanjut dan lebih besar mengenai hubungan antara kualitas dan kuantitas tidur terhadap tekanan darah ada anak untuk memastikan apakah kurangnya kualitas dan kuantitas tidur termasuk salah satu faktor risiko meningkatnya penyakit kardiovaskular pada usia dewasa atau usia lanjut.
  • Pencegahan hipertensi pada anak-anak, remaja dan dewasa di masa yang akan datang bukan hanya terbatas pada program olah raga dan pengaturan berat badan, namun juga optimalisasi jam tidur.

Comments