Sebuah studi menemukan kelainan sel-sel otak mengecil bila kebanyakan alkohol, demikian pula dengan alzheimer. Studi di Universitas California menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami sleep apnea menunjukkan kehilangan jaringan di daerah otak yang membantu mempertahankan memori. Menurut peneliti utama Ronald Harper, seorang profesor neurobiologi di David Geffen School of Medicine UCLA, temuan mereka mengenai gangguan tidur dapat mengarah pada kerusakan otak serius yang mengganggu memori dan pikiran.
Penderita sleep apnea berhenti bernapas dan sering bangun saat tidur malam, yang mengarah pada kelelahan kronik dan masalah ingatan dan konsentrasi. Penelitian telah menghubungkan sleep apnea dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung dan diabetes.
Di dalam studi ini, tim UCLA menggunakan MRI untuk memindai otak penderita sleep apnea. Para peneliti fokus pda struktur otak yang disebut badan mamiliari, terletak di bagian dalam otak.
Studi ini menemukan bahwa badan mamiliari dari 43 pasien penderita sleep apnea kebanyakan 20% lebih kecil daripada mereka yang 66 tahun tanpa sleep apnea. hasil ini dipublikasikan di dalam Neuroscience Letter edisi 27 Juni 2008.
Menurut Harper, penurunan oksigen berulang yang dialami penderita dapat mengarah pada kerusakan otak. Kekurangan oksigen selama episode sleep apnea dapat menyebabkan kematian sel-sel otak. Penurunan ukuran badan mamiliari menjelaskan bahwa badan ini mengalami kejadian buruk yang menyebabkan ukuran sel menurun. Fakta bahwa masalah memori pasien terus berlanjut walaupun ditangani gangguan tidurnya menunjukkan kerusakan otak jangka panjang.
Menurut Rajesh Kumar, seorang asisten peneliti neurobiologi, temuan ini penting karena pasien yang menderita penurunan memori dari sindroma lain seperti ketergantunga alkohol dan penyakit alzheimer, juga menunjukkan penciutan badan mamiliari. Dokter yang menangani penurunan memori pada pasien-pasien alkoholik dengan pasien dengan tiamin (vitamin B1) dalam jumlah besar. Para dokter mengira dosis besar membantu dinding-dinding sel untuk pulih, membuat otak dapat digunakan kembali.
Kumar dan Harper berencana mempelajari apakah suplemen vitamin B1 dapat membantu mempertahankan memori pada penderita sleep apnea.
Penderita sleep apnea berhenti bernapas dan sering bangun saat tidur malam, yang mengarah pada kelelahan kronik dan masalah ingatan dan konsentrasi. Penelitian telah menghubungkan sleep apnea dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung dan diabetes.
Di dalam studi ini, tim UCLA menggunakan MRI untuk memindai otak penderita sleep apnea. Para peneliti fokus pda struktur otak yang disebut badan mamiliari, terletak di bagian dalam otak.
Studi ini menemukan bahwa badan mamiliari dari 43 pasien penderita sleep apnea kebanyakan 20% lebih kecil daripada mereka yang 66 tahun tanpa sleep apnea. hasil ini dipublikasikan di dalam Neuroscience Letter edisi 27 Juni 2008.
Menurut Harper, penurunan oksigen berulang yang dialami penderita dapat mengarah pada kerusakan otak. Kekurangan oksigen selama episode sleep apnea dapat menyebabkan kematian sel-sel otak. Penurunan ukuran badan mamiliari menjelaskan bahwa badan ini mengalami kejadian buruk yang menyebabkan ukuran sel menurun. Fakta bahwa masalah memori pasien terus berlanjut walaupun ditangani gangguan tidurnya menunjukkan kerusakan otak jangka panjang.
Menurut Rajesh Kumar, seorang asisten peneliti neurobiologi, temuan ini penting karena pasien yang menderita penurunan memori dari sindroma lain seperti ketergantunga alkohol dan penyakit alzheimer, juga menunjukkan penciutan badan mamiliari. Dokter yang menangani penurunan memori pada pasien-pasien alkoholik dengan pasien dengan tiamin (vitamin B1) dalam jumlah besar. Para dokter mengira dosis besar membantu dinding-dinding sel untuk pulih, membuat otak dapat digunakan kembali.
Kumar dan Harper berencana mempelajari apakah suplemen vitamin B1 dapat membantu mempertahankan memori pada penderita sleep apnea.
Comments