Menurut sebuah studi baru pada hewan, bahan yang ditemukan dalam teh hijau dapat membantu mengurangi kerusakan neurologik yang berasal dari gangguan pernapasan yang dinamakan sleep apnea. Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka menambahkan antioksidan teh hijau ke dalam air minum tikus, tampaknya melindungi otak hewan selama terjadinya kekurangan oksigen yang didisain menyerupai efek obstuctive sleep apnea (OSA). Temuan ini menyarankan bahwa bahan teh hijau harus depalajari lebih lanjut sebagai potensi terapi OSA, para peneliti melaporkannya dalam American Journal of respiratory and Critical Care Medicine, 15 Mei 2008.
OSA adalah gangguan umum dimana jaringan lunak di dalam kerongkongan berhenti sesaat dan menutupi aliran udara saat tidur, yang menyebabkan napas berhenti dan mulai secara berulang sepanjang malam.
Gejala langsungnya termasuk bunyi mengorok keras dan juga mengantuk di siang hari. Bila dibiarkan, OSA dapat berkembang efeknya di dalam tubuh. OSA berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan peneltian menunjukkan bahwa kekurangan oksigen di otak dapat mengarah pada kesulitan belajar dan memori.
Dalam studi baru ini, Dr. David Gozal dan koleganya dari University of Louisville School of Medicine di Kentucky mengamati apakah senyawa dalam teh hijau yaitu polifenol katekin dapat melindungi otak dari kekurangan oksigen. Polifenol katekin bertindak sebagai antioksidan, yang berarti dapat membantu menetralkan partikel-partikel perusak sel yang disebut radikal bebas. Radikal bebas merupakan produk normal metabolisme, tapi kelebihan radikal bebas dikenal sebagai stres oksidatif.
Diperkirakan kekurangan oksigen pada OSA mengarah pada stres oksidatif dan hal ini, paling tidak sebagian, menjelaskan masalah kognitif terlihat pada sebagian orang dengan gangguan tidur. Gozal dan koleganya menemukan bahwa ketika tikus dipaparkan secara periodik dengan kondisi kekurangan oksigen selama 14 hari, hal ini meningkatkan tanda stres oksidatif dalam otak. Namun demikian, hal ini tidak terjadi jika tikus telah diberikan air yang mengandung polifenol teh hijau.
Dibandingkan tikus yang diberi air saja, hewan-hewan ini bertindak lebih baik pada uji standar mengenai belajar dan memori. Teka-teki air didisain untuk mendorong hewan mengingat lokasi untuk kabur. Secara teoritis, secangkir teh hijau dapat bermanfaat, digunakan bersamaan dengan penanganan standar OSA. namun demikian, bukti definitif bahwa teh hijau dapat membantu harus menunggu uji pada manusia.(kalbe)
OSA adalah gangguan umum dimana jaringan lunak di dalam kerongkongan berhenti sesaat dan menutupi aliran udara saat tidur, yang menyebabkan napas berhenti dan mulai secara berulang sepanjang malam.
Gejala langsungnya termasuk bunyi mengorok keras dan juga mengantuk di siang hari. Bila dibiarkan, OSA dapat berkembang efeknya di dalam tubuh. OSA berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan peneltian menunjukkan bahwa kekurangan oksigen di otak dapat mengarah pada kesulitan belajar dan memori.
Dalam studi baru ini, Dr. David Gozal dan koleganya dari University of Louisville School of Medicine di Kentucky mengamati apakah senyawa dalam teh hijau yaitu polifenol katekin dapat melindungi otak dari kekurangan oksigen. Polifenol katekin bertindak sebagai antioksidan, yang berarti dapat membantu menetralkan partikel-partikel perusak sel yang disebut radikal bebas. Radikal bebas merupakan produk normal metabolisme, tapi kelebihan radikal bebas dikenal sebagai stres oksidatif.
Diperkirakan kekurangan oksigen pada OSA mengarah pada stres oksidatif dan hal ini, paling tidak sebagian, menjelaskan masalah kognitif terlihat pada sebagian orang dengan gangguan tidur. Gozal dan koleganya menemukan bahwa ketika tikus dipaparkan secara periodik dengan kondisi kekurangan oksigen selama 14 hari, hal ini meningkatkan tanda stres oksidatif dalam otak. Namun demikian, hal ini tidak terjadi jika tikus telah diberikan air yang mengandung polifenol teh hijau.
Dibandingkan tikus yang diberi air saja, hewan-hewan ini bertindak lebih baik pada uji standar mengenai belajar dan memori. Teka-teki air didisain untuk mendorong hewan mengingat lokasi untuk kabur. Secara teoritis, secangkir teh hijau dapat bermanfaat, digunakan bersamaan dengan penanganan standar OSA. namun demikian, bukti definitif bahwa teh hijau dapat membantu harus menunggu uji pada manusia.(kalbe)
Comments