"Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka punya bukti kuat bahwa vaksinasi MMR tidak berkaitan dengan peningkatan autis"
Para peneliti melihat insiden autis Jepang sebelum dan sesudah penarikan vaksin MMR (Measles, Mumps & Rubella) tahun 1993. Majalah New Scientist melaporkan angka autis tetap meningkat setelah vaksin MMR ditarik.
Michael Rutter dari institute of psychiatry, yang bekerja untuk studi ini mengatakan bahwa kaitan antara MMR dan peningkatan umum autis. Namun demikian, para pengkampanye autis mengatakan mereka ingin melihat bukti lebih konklusif dari studi di inggris sebelum yakin bahwa vaksin ini aman.
Kekhawatiran kaitan antara vaksin dan autis meningkat setelah sebuah studi oleh Dr. Andrew Wakefield dipublikasi dalam Lancet tahun 1998 yang mengklaim MMR dapat memicu autis. Namun demikian, tidak ada penelitian yang berhasil membuktikan kaitan ini dan kebanyakan para ahli mempercayai vaksin tersebut aman. Walaupun demikian, angka vaksinasi MMR di Inggris terus menurun. di beberapa daerah hanya berkisar 60% saja.
Studi ini pertama-tama melihat angka autis setelah penarikan vaksin. Jepang menarik MMR setelah mempertimbangkan bahwa strain vaksin mumps yang dikandung dalam vaksin MMR, digantikan dengan vaksin tunggal. MMR mulai menurun perlahan-lahan sebelum penarikannya.
Program di Jepang menargetkan umur 1 tahun. Prosporsi yang menerima vaksin menurun dari 69,8% tahun 1998 menjadi 33,6% tahun 1990 dan hanya 1,8% tahun 1992. para peneliti dari Yokohama Rehabilitation Center dan institute of Psychiatry melihat insiden gangguan spektrum autis diantara 31.426 anak-anak sampai umur 7 tahun yang dilahirkan dari tahun 1988 sampai 1996.
Penelitian yang dipublikasikan di dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa jumlah kasus terus meningkat setelah program vaksinasi MMR dihentikan. Ada 48 kasus per 10.000 anak yang dilahirkan tahun 1998. angka terus meingkat menjadi 117,2 per 10.000 anak yang dilahirkan tahun 1996. Pola yang sama terlihat dalam insiden bentuk khusus autis pada anak yang berkembang normal dan menjadi autis, yang menurut Dr Andrew Wakefield berkaitan dengan MMR.
Prof. Ruttler menjelaskan bahwa jika benar hubungan sebab akibat antara MMR dan autis, diharapkan angka menurun setelah vaksin ditarik. kenyataannya, angak terus meningkat. temuan ini menjelaskan bahwa tidak ada kaitan antara MMR dan autis. Temuan ini menyuarakan kembali hubungan terbalik antara MMR dan autis. Menurutnya, penelitian tidak berhadapan dengan anggapan adanya kelompok kecil anak-anak yang tidak biasanya rentan oleh auts yang dipicu MMR, tapi tidak ada bukti ini yang terjadi.
Jean Golding, profesor Pedicatric and Perinatal Epidemiology di Departement of Clinical Medicine, University of Bristol melakukan penelitian penyebab autis. Menurutnya, temuan ini sejalan dengan semua peneltian yang telah dilakukan. Menurutnya ini adalah bukti bahwa tidak ada kaitan antara MMR dan autis.
Stuart Notholt dari the national Austitic Society menambahkan bahwa penelitian baru mengenai vaksinasi MMR dan autis menambah bukti. Kebanyakan mendukung hipotesis bahwa TIDAK ADA hubungan antara MMR dan autis.
Stephen Rooney dari the National Deafblind and Rubbela Association mengatakan, sejak MMR diperkenalkan, jumlah kelahiran rubella bawaan dan jumlah keguguran akibat rubella menurun secara dramatis.
Menurut Departemen kesehatan Inggris, penelitian mendukung bahwa MMR masih merupakan pertahanan terbaik terhadap measles, mumps dan rubella.
source: kalbe.co.id
Para peneliti melihat insiden autis Jepang sebelum dan sesudah penarikan vaksin MMR (Measles, Mumps & Rubella) tahun 1993. Majalah New Scientist melaporkan angka autis tetap meningkat setelah vaksin MMR ditarik.
Michael Rutter dari institute of psychiatry, yang bekerja untuk studi ini mengatakan bahwa kaitan antara MMR dan peningkatan umum autis. Namun demikian, para pengkampanye autis mengatakan mereka ingin melihat bukti lebih konklusif dari studi di inggris sebelum yakin bahwa vaksin ini aman.
Kekhawatiran kaitan antara vaksin dan autis meningkat setelah sebuah studi oleh Dr. Andrew Wakefield dipublikasi dalam Lancet tahun 1998 yang mengklaim MMR dapat memicu autis. Namun demikian, tidak ada penelitian yang berhasil membuktikan kaitan ini dan kebanyakan para ahli mempercayai vaksin tersebut aman. Walaupun demikian, angka vaksinasi MMR di Inggris terus menurun. di beberapa daerah hanya berkisar 60% saja.
Studi ini pertama-tama melihat angka autis setelah penarikan vaksin. Jepang menarik MMR setelah mempertimbangkan bahwa strain vaksin mumps yang dikandung dalam vaksin MMR, digantikan dengan vaksin tunggal. MMR mulai menurun perlahan-lahan sebelum penarikannya.
Program di Jepang menargetkan umur 1 tahun. Prosporsi yang menerima vaksin menurun dari 69,8% tahun 1998 menjadi 33,6% tahun 1990 dan hanya 1,8% tahun 1992. para peneliti dari Yokohama Rehabilitation Center dan institute of Psychiatry melihat insiden gangguan spektrum autis diantara 31.426 anak-anak sampai umur 7 tahun yang dilahirkan dari tahun 1988 sampai 1996.
Penelitian yang dipublikasikan di dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa jumlah kasus terus meningkat setelah program vaksinasi MMR dihentikan. Ada 48 kasus per 10.000 anak yang dilahirkan tahun 1998. angka terus meingkat menjadi 117,2 per 10.000 anak yang dilahirkan tahun 1996. Pola yang sama terlihat dalam insiden bentuk khusus autis pada anak yang berkembang normal dan menjadi autis, yang menurut Dr Andrew Wakefield berkaitan dengan MMR.
Prof. Ruttler menjelaskan bahwa jika benar hubungan sebab akibat antara MMR dan autis, diharapkan angka menurun setelah vaksin ditarik. kenyataannya, angak terus meningkat. temuan ini menjelaskan bahwa tidak ada kaitan antara MMR dan autis. Temuan ini menyuarakan kembali hubungan terbalik antara MMR dan autis. Menurutnya, penelitian tidak berhadapan dengan anggapan adanya kelompok kecil anak-anak yang tidak biasanya rentan oleh auts yang dipicu MMR, tapi tidak ada bukti ini yang terjadi.
Jean Golding, profesor Pedicatric and Perinatal Epidemiology di Departement of Clinical Medicine, University of Bristol melakukan penelitian penyebab autis. Menurutnya, temuan ini sejalan dengan semua peneltian yang telah dilakukan. Menurutnya ini adalah bukti bahwa tidak ada kaitan antara MMR dan autis.
Stuart Notholt dari the national Austitic Society menambahkan bahwa penelitian baru mengenai vaksinasi MMR dan autis menambah bukti. Kebanyakan mendukung hipotesis bahwa TIDAK ADA hubungan antara MMR dan autis.
Stephen Rooney dari the National Deafblind and Rubbela Association mengatakan, sejak MMR diperkenalkan, jumlah kelahiran rubella bawaan dan jumlah keguguran akibat rubella menurun secara dramatis.
Menurut Departemen kesehatan Inggris, penelitian mendukung bahwa MMR masih merupakan pertahanan terbaik terhadap measles, mumps dan rubella.
source: kalbe.co.id
Comments