Menurut penelitian baru paparan awal terhadap bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan produk seperti botol bayi atau bungkus plastik makanan dapat mengarah pada obesitas. Temuan ini akan mengubah bagaimana obesitas dilihat dan dihadapi.
Tiga studi yang dipresentasikan pada European on Obesity di Genewa, 14-17 Mei 2008, menemukan bahwa tikus yang dipaparkan selama tahap perkembangan pada bahan kimia yang digunakan dalam produk-produk seperti wadah makanan plastik atau cat perahu cenderung menjadi gemuk di kemudian hari.
Jerry Heindel dari United States Institute of the Enviromental Helath Sciences mengatakan bahwa jika temuan ini dibuktikan benar pada manusia, selanjutnya dokus harus berubah dari menurunkan berat badan pada orang dewasa menjdai pencegahan berat berlebihan selama tahap perkembangan melalui penurunan paparan bahan-bahan seperti uraian di atas.
Dalam satu studi, tikus betina yang induknya dipaparkan pada bisfenol A, bahan yang biasa digunakan dalam wadah plastik dan botol, diamati tumbuh menjadi tikus yang gemuk. Asupan makanan dan tingkat aktivitas tidak berbeda antara tikus yang menjadi gemuk dan yang tidak gemuk, menurut studi yang dilakukan oleh baverly Rubin dari US Tufts University.
Studi lain menemukan bahwa tikus hamil yang terpapar oleh bahan kimia asam perfluorooktanoat, yang digunakan sebagai bahan anti lemak di dalam produk seperti tas popcorm mikrowave, memiliki anak tikus yang biasanya kecil saat lahir tapi kemudian menjadi kelebihan berat badan saat dewasa. Suzanne Fenton dari US Enviromental Protection Agency, yang melakukan penelitian ini, menjelaskan bahwa efek ini baru terlihat saat dosis kecil diterapkan. Hal ini mengindikasikan dosis berbeda dapat memicu masalah kesehatan dalam tubuh dengan berbagai mekanisme atau dosis tinggi menyebabkan masalah lebih serius dan berpotensi menutupi perolehan berat abnormal.
Studi ketiga menemukan bahwa ketika tikus hamil diperlakukan dengan sejumlah dosis tributilin yang sebanding dengan temuan pada manusia, sebuah program genetik dapat memicu keturunan mereka yang menyebabkan mereka menjadi gemuk saat dewasa. Tributilin adalah bahan kimia yang digunakan di dalam bungkus makanan plastik dan berfungsi sebagai pembunuh jamur (fungisida).
Bruce Blumberg dari University of California yang melakukan penelitian ini mengatakan bahwa paparan tahap perkembangan kemungkinan lebih serius dibandingkan paparan saat dewasa karena data semacam itu menjelaskan pemrograman kembali pro-obesitas tidak dapat dibalikkan. Artinya seumur hidup akan berperang melawan perolehan berat badan. (Kalbe.co.id)
Tiga studi yang dipresentasikan pada European on Obesity di Genewa, 14-17 Mei 2008, menemukan bahwa tikus yang dipaparkan selama tahap perkembangan pada bahan kimia yang digunakan dalam produk-produk seperti wadah makanan plastik atau cat perahu cenderung menjadi gemuk di kemudian hari.
Jerry Heindel dari United States Institute of the Enviromental Helath Sciences mengatakan bahwa jika temuan ini dibuktikan benar pada manusia, selanjutnya dokus harus berubah dari menurunkan berat badan pada orang dewasa menjdai pencegahan berat berlebihan selama tahap perkembangan melalui penurunan paparan bahan-bahan seperti uraian di atas.
Dalam satu studi, tikus betina yang induknya dipaparkan pada bisfenol A, bahan yang biasa digunakan dalam wadah plastik dan botol, diamati tumbuh menjadi tikus yang gemuk. Asupan makanan dan tingkat aktivitas tidak berbeda antara tikus yang menjadi gemuk dan yang tidak gemuk, menurut studi yang dilakukan oleh baverly Rubin dari US Tufts University.
Studi lain menemukan bahwa tikus hamil yang terpapar oleh bahan kimia asam perfluorooktanoat, yang digunakan sebagai bahan anti lemak di dalam produk seperti tas popcorm mikrowave, memiliki anak tikus yang biasanya kecil saat lahir tapi kemudian menjadi kelebihan berat badan saat dewasa. Suzanne Fenton dari US Enviromental Protection Agency, yang melakukan penelitian ini, menjelaskan bahwa efek ini baru terlihat saat dosis kecil diterapkan. Hal ini mengindikasikan dosis berbeda dapat memicu masalah kesehatan dalam tubuh dengan berbagai mekanisme atau dosis tinggi menyebabkan masalah lebih serius dan berpotensi menutupi perolehan berat abnormal.
Studi ketiga menemukan bahwa ketika tikus hamil diperlakukan dengan sejumlah dosis tributilin yang sebanding dengan temuan pada manusia, sebuah program genetik dapat memicu keturunan mereka yang menyebabkan mereka menjadi gemuk saat dewasa. Tributilin adalah bahan kimia yang digunakan di dalam bungkus makanan plastik dan berfungsi sebagai pembunuh jamur (fungisida).
Bruce Blumberg dari University of California yang melakukan penelitian ini mengatakan bahwa paparan tahap perkembangan kemungkinan lebih serius dibandingkan paparan saat dewasa karena data semacam itu menjelaskan pemrograman kembali pro-obesitas tidak dapat dibalikkan. Artinya seumur hidup akan berperang melawan perolehan berat badan. (Kalbe.co.id)
Comments