Selain pola makan dan gaya hidup, faktor genetik juga menentukan obesitas.
Penelitian terhadap anak kembar yang dipublikasikan awal Feb 2008 di Inggris dilakukan terhadap lebih dari 5000 pasang anak kembar. Hasil yang dilaporkan American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, faktro genetik berpengaruh sekitar 3/4 pada perbedaan garis pinggang dan berat badan seorang anak.
"Hal ini berbanding terbalik dengan asumsi pada masyarakat luas bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor penentu dari kenaikan badan. Kami menemukan bahwa hal itu bukan penyebabnya" ujar pemimpin penelitian Jane Wardle, yang juga Direktur Cancer Research UK's Health Behaviour Centre.
Penelitian tersebut mengungkapkan hal yang berbeda dibandingkan penelitian sebelumnya yang menunjuk faktor lingkungan sebagai penyebab utama obesitas. Obesitas saat ini menjadi masalah kesehatan dunia, kondisi tersebut dapat meningkatkan resiko diabetes tipe 2, kanker, dan gangguan jantung.
WHO mengklasifikasikan sekitar 400 juta orang diseluruh dunia mengalami obesitas, termasuk didalamnya sekitar 200 juta anak-anak berusia dibawah lima tahun
Para peneliti di Inggris kemudian melihat pasangan kembar identik yang memiliki gen yang sama kemudian membandingkan dengan kembar nonidentik yang hanya memiliki sebagian gen yang sama.
Analisis statistik menemukan bahwa perbedaan didalam tubuh anak yang ditandai dengan BMI dan lingkar pinggang, terbukti bahwa sekitas 77% dipengaruhi oleh gen. Sementara, sekitar 23% dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak itu bertumbuh.
"Hasil ini tidak berarti bahwa anak dengan kemungkinan besar memilik gen yang rentan mengalami obesitas, akan benar-benar mengalami hal tersebut" terang Jane. Tetapi, dengan bawaan genetik tersebut, mereka akan memiliki kecenderungan yang lebih besar terhadap kelebihan berat badan.
Sebagai kesimpulan, para peneliti menyarankan kepada orang tua yang memiliki anak dengan risiko genetik yang tinggi, agar lebih mendukung mereka dengan menyediakan lingkungan yang sehat. "Penelitian ini menunjukan bahwa tidak bernar untuk selalu menyalahkan orang tua terhadap kenaikan berat badang yang dialami anaknya" tegas Jane.
Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK dari Dancow Parenting Center mengungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan 2 masalah gizi yang bertolak belakang yang disebut dengan masalah gizi ganda.
Di satu wilayah, terutama daerah pinggiran atau kumuh, banyak anak-anak kekurangan gizi, namun di daerah lain banyak mengalami kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang pesat, menurutnya juga membatasai gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan kendaraan mengakibatkan anak malas bergerak" Kata Endang
Penelitian terhadap anak kembar yang dipublikasikan awal Feb 2008 di Inggris dilakukan terhadap lebih dari 5000 pasang anak kembar. Hasil yang dilaporkan American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, faktro genetik berpengaruh sekitar 3/4 pada perbedaan garis pinggang dan berat badan seorang anak.
"Hal ini berbanding terbalik dengan asumsi pada masyarakat luas bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor penentu dari kenaikan badan. Kami menemukan bahwa hal itu bukan penyebabnya" ujar pemimpin penelitian Jane Wardle, yang juga Direktur Cancer Research UK's Health Behaviour Centre.
Penelitian tersebut mengungkapkan hal yang berbeda dibandingkan penelitian sebelumnya yang menunjuk faktor lingkungan sebagai penyebab utama obesitas. Obesitas saat ini menjadi masalah kesehatan dunia, kondisi tersebut dapat meningkatkan resiko diabetes tipe 2, kanker, dan gangguan jantung.
WHO mengklasifikasikan sekitar 400 juta orang diseluruh dunia mengalami obesitas, termasuk didalamnya sekitar 200 juta anak-anak berusia dibawah lima tahun
Para peneliti di Inggris kemudian melihat pasangan kembar identik yang memiliki gen yang sama kemudian membandingkan dengan kembar nonidentik yang hanya memiliki sebagian gen yang sama.
Analisis statistik menemukan bahwa perbedaan didalam tubuh anak yang ditandai dengan BMI dan lingkar pinggang, terbukti bahwa sekitas 77% dipengaruhi oleh gen. Sementara, sekitar 23% dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak itu bertumbuh.
"Hasil ini tidak berarti bahwa anak dengan kemungkinan besar memilik gen yang rentan mengalami obesitas, akan benar-benar mengalami hal tersebut" terang Jane. Tetapi, dengan bawaan genetik tersebut, mereka akan memiliki kecenderungan yang lebih besar terhadap kelebihan berat badan.
Sebagai kesimpulan, para peneliti menyarankan kepada orang tua yang memiliki anak dengan risiko genetik yang tinggi, agar lebih mendukung mereka dengan menyediakan lingkungan yang sehat. "Penelitian ini menunjukan bahwa tidak bernar untuk selalu menyalahkan orang tua terhadap kenaikan berat badang yang dialami anaknya" tegas Jane.
Dokter Endang Darmoutomo MS, SpGK dari Dancow Parenting Center mengungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan 2 masalah gizi yang bertolak belakang yang disebut dengan masalah gizi ganda.
Di satu wilayah, terutama daerah pinggiran atau kumuh, banyak anak-anak kekurangan gizi, namun di daerah lain banyak mengalami kelebihan berat badan. Kemudahan teknologi yang berkembang pesat, menurutnya juga membatasai gerak. "Remote TV, eskalator, antar jemput dengan kendaraan mengakibatkan anak malas bergerak" Kata Endang
Comments