Hati-hati dengan gigi berlubang atau gusi yang mebengkak. Sebab gigi rusak, berlubang, dan membusuk menjadi sumber infeksi berbagai penyakit seperti mata, jantung, ginjal, diabetes serta penyakit serius lainnya.
"Awalnya gigi hanya mengalami lubang, namun jika dibiarkan tidak dirawat atau dicabut, maka akan menjalar dan menyerang mata atau organ lainnya," kata Sekjen Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Edi Sumarwanto di Jakarta, Jumat.
Menurut Edi, sejumlah penelitian tentang masalah gigi dan mulut telah dilakukan dan menunjukkan bahwa gigi dan gusi rusak ternyata bisa memicu risiko terserang stroke dan jantung dua kali lebih tinggi dibanding mereka yang memilki gigi sehat.
Selain itu, lanjut dia, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli dari Kuwait (Journal of Periodontology) pada November 2005, dilaporkan bahwa satu dari lima orang penderita penyakit gusi mengalami diabetes tipe dua. Sedangkan pada penyakit darah tinggi, disebutkan dari 10 penderita radang gusi lebih dari satu di antaranya menderita darah tinggi.
Sedangkan dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia, drg Zaura Rini Matram menambahkan, dalam pertemuan tahunan "American Association for the Advancement of Science" pada 1999 diungkapkan bahwa sakit gigi dan gusi dapat mengakibatkan penderita diabetes semakin parah, sebab penyakit itu telah memicu tidak terkontrolnya kadar gula darah.
Zaura mengatakan, untuk menghindarkan berbagai penyakit yang diakibatkan gigi dan gusi rusak, selain rutin melakukan pemeriksaan minimal setahun sekali, setiap individu juga harus memperhatikan masalah perawatan gigi dan gusi, baik menyangkut penggunaan sikat gigi maupun cara dan waktu menggosok gigi.
"Idealnya gosok gigi dilakukan setiap kita habis makan atau minimal tiga kali sehari, terutama sebelum tidur malam," katanya.
Dia menambahkan, pola makan, jenis makanan tertama makanan manis dan lengket merupakan pemicu timbulnya sakit gigi dan gusi. Tidak kalah penting adalah mengenai cara menyikat gigi yang baik, penggunaan jenis sikat gigi yang tidak merusak, serta mengganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali agar gigi dan gusi bebas dari bakteri pembawa penyakit.
Sumber: PdPersi
"Awalnya gigi hanya mengalami lubang, namun jika dibiarkan tidak dirawat atau dicabut, maka akan menjalar dan menyerang mata atau organ lainnya," kata Sekjen Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Edi Sumarwanto di Jakarta, Jumat.
Menurut Edi, sejumlah penelitian tentang masalah gigi dan mulut telah dilakukan dan menunjukkan bahwa gigi dan gusi rusak ternyata bisa memicu risiko terserang stroke dan jantung dua kali lebih tinggi dibanding mereka yang memilki gigi sehat.
Selain itu, lanjut dia, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli dari Kuwait (Journal of Periodontology) pada November 2005, dilaporkan bahwa satu dari lima orang penderita penyakit gusi mengalami diabetes tipe dua. Sedangkan pada penyakit darah tinggi, disebutkan dari 10 penderita radang gusi lebih dari satu di antaranya menderita darah tinggi.
Sedangkan dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia, drg Zaura Rini Matram menambahkan, dalam pertemuan tahunan "American Association for the Advancement of Science" pada 1999 diungkapkan bahwa sakit gigi dan gusi dapat mengakibatkan penderita diabetes semakin parah, sebab penyakit itu telah memicu tidak terkontrolnya kadar gula darah.
Zaura mengatakan, untuk menghindarkan berbagai penyakit yang diakibatkan gigi dan gusi rusak, selain rutin melakukan pemeriksaan minimal setahun sekali, setiap individu juga harus memperhatikan masalah perawatan gigi dan gusi, baik menyangkut penggunaan sikat gigi maupun cara dan waktu menggosok gigi.
"Idealnya gosok gigi dilakukan setiap kita habis makan atau minimal tiga kali sehari, terutama sebelum tidur malam," katanya.
Dia menambahkan, pola makan, jenis makanan tertama makanan manis dan lengket merupakan pemicu timbulnya sakit gigi dan gusi. Tidak kalah penting adalah mengenai cara menyikat gigi yang baik, penggunaan jenis sikat gigi yang tidak merusak, serta mengganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali agar gigi dan gusi bebas dari bakteri pembawa penyakit.
Sumber: PdPersi
Comments