Efek Fruktosa pada kesehatan

Pemanis yang kita sebut gula sebenarnya adalah gula ganda. Setengah gula yang disebut glukosa, bahan dasar energi tubuh. Setengahnya lagi gula yang disebut fruktosa. Para peneliti mencurigai fruktosa memiliki efek yang buruk. Namun bukti sejauh ini masih bergantung pada keadaan. Apakah Fruktosa lebih buruk dari Glukosa?


Para peneliti di Univ. Kalifornia yaitu Peter J. Havel, Ph.D., Kimber Stanhope dan koleganya mendesain sebuah studi cerdas untuk mengetahui hal tersebut. Pertama, mereka membawa 23 orang dewasa yang kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obese), berumur 43 tahun sampai 70 tahun, kepusat klinik mereka.Selama dua minggu, para relawan diet yang dikontrol dengan ketat. Mereka mendapat diet tinggi karbohidrat (55%), lemak sedang (30%) yang telah diseimbangkan agar tidak ada kelebihan energi pada mereka selain yang dikeluarkan untuk olah raga.Setelah pengukuran faktor-faktor risiko penyakit jantung, seperti kadar lemak darah, kolesterol, dan berat badan, para peneliti memberi mereka kebebasan. Lalu, selama 8 minggu para relawan dibiarkan makan apapun kecuali satu hal, setiap orang harus minum 3 minuman ringan manis setiap harinya, yang memberikan 25% dari asupan energi harian yang direkomendasikan.Setengah subyek minum dengan glukosa murni, setengah lainnya mendapatkan minuman dengan fruktosa murni. Para peneliti meneruskan menguji faktor resiko penyakit jantung mereka. Setelah 8 minggu, para relawan diminta kembali ke pusat klinik, dimana mereka melanjutkan minum minuman ringan tapi harus kembali pada diet energi seimbang. Dua minggu setelah mereka mulai minum minuman ringan, sisi gelap gula menjadi lebih nyata. Mereka yang minum minuman ringan dengan fruktosa menunjukkan tanda-tanda peningkatan resiko penyakit jantung. Yang minum minuman glukosa tidak demikian. Peminum fruktosa terjadi peningkatan LDL (Kolesterol Jahat), lemak darah, dan tanda-tanda resiko penyakit jantung yang memburuk. Sensitifitas insulin menurun, suatu tanda resiko diabetes juga meningkat.Sebagai tambahan, peminum fruktosa memperoleh berat tambahan sekitar 1.5 kg. sedangkan peminum glukosa tidak. Kabar ini mungkin buruk. Stanhope mengatakan, data pendahuluan dari studi baru menunjukkan bahwa gula rutin dan sirup jagung tinggi fruktosa masing-masing berefek sama dengan fruktosa sendiri. Walaupun keduanya hanya mengandung setengah fruktosa dan setengah glukosa (biasanya sirup normal mengandung glukosa 100%).Masih terlalu awal untuk memberikan gambaran dari studi baru ini.


Yang Stanhope sayangkan adalah tindakan orang yang memberikan label makanan kesehatan pada minuman ringan dengan pemanis. "Bukan ide yang baik untuk minum banyak minuman ringan." Stanhope melaporkan temuannya ini pada 67th Annual Scientific Sessions the American Diabetes Association pada tanggal 22-26 Juni 2007. Stanhope masih memerlukan waktu lebih untuk mengetahui lebih banyak mengenai tingkat keamanan pemanis fruktosa ini.
Tindakan kita untuk saat ini adalah perlu lebih waspada dalam mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung fruktosa. Lebih mencegah dari pada mengobati.

Sumber: Web MD Medical News 25 Juni 2007

Comments